2011年10月4日火曜日

Kisah Nabi Saleh



N
abi Saleh adalah putra Ubaid bin Jabir bin Tsamud. Jadi, Nabi saleh termasuk suku Tsamud, nama yang diambil kakeknya, Tsamud bin Amir bin Iram bin Sam bin Nuh.Nabi Saleh sendiri adalah keturunan yang keenam dari Nabi Nuh a.s. kaum tsamud menempati daerah bekas negri kaum Ad yang telah hancur. Negri itu terletak di antara Hijaz dan Syam di sebelah tenggara Madyan. Kaum Tsamud membangun rumah-rumah mereka di bukit-bukit pegunungan. Kehidupan mereka penuh kemakmuran dan kebahagiaan. Tetapi mereka adalah penyembah berhala seperti halnya kaum Ad yang celaka. Karena mereka berperangai buruk dan berbuat kejahatan, sombong, dan congkak atas dirinya.

Nabi Saleh Menyeru Kaum Tsamud
Nabi Saleh menyeru kaumnya, yaitu kaum Tsamud, supaya mereka menyambah Allah SWT yang Esa dan tidak bersekutu. Dijelaskan kepada kaum Tsamud, bahwa Allah-lah yang menghidupkan dan mematikan, melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada mereka. Maka diajaknya kaum Tsamud berbakti dan bertaubat kepada Allah atas segala dosa mereka, karena sesungguhnya Allah itu bersifat Pengasih dan penyayang dan memperkenankan doa setiap orang yang beriman.
          Seruan Nabi Saleh a.s. tidak dihiraukan. Kaum Tsamud ternyata amat durhaka kapada Allah SWT:







“Mereka berkata: Sesungguhnya kamu adalah salah seorang di antara mereka yang kena sihir. Kamu tidak lain adalah manusia seperti kami; maka datangkanlah suatu mukjizat jika kamu termasuk orang yang benar.”
(QS. Asy Syu’ara: 153-154)

Mukjuzat Nabi Saleh
          Mukjizat Nabi Saleh a.s. adalah dapat mengeluarkan seekor unta betina dari sebuah batu besar di balik sebuah bukit. Unta itu mengeluarkan air susu yang dapat diminum oleh banyak orang. Nabi Saleh a.s. berpesan kepada kaumnya, agar jangan mengganggu unta itu. Tetapi, karena durhaka dan tidak percaya, kaum Tsamud kemudian mengusik unta tersebut. Peringatan Nabi Saleh a.s. tidak mereka hiraukan. Tindakan mereka akhirnya amat keterlaluan. Dengan berani mereka kemudian menyembelih Unta itu. Setelah itu, mereka datang kepada Nabi Saleh seraya berkata: “Jika benar engkau utusan Allah, buktikan janji siksaan itu”. Didalam Al-Qur’an, Allah SWT menjelaskan tentang hal itu dengan firman-Nya:





“Orang-orang yang menyombongkan diri berkata:” Sesungguhnya kami adalah orang yang tidak percaya kepada apa yang kamu imani itu.”
(QS. Al-A’raf: 76)
Azab Menimpa Kaum Tsamud
          Setelah unta Nabi Saleh di bunuh, maka tanda-tanda azab Allah mulai tamopak. Sebelum azab itu datang, Nabi Saleh a.s beserta orang-orang yang beriman pergi menjauh. Afirllah SWT menerangkan:







“Maka Saleh meninggalkan mereka seraya berkata: “Hai kaumku, sesungguhnya aku telah menyampaikan kepadamu amanat Tuhanku, dan aku telah memberi nasihat kepadamu, tetapi kamu tidak menyukai orang-orang yang memberi nasihat.”
(QS. Al-A’raf: 79)

Tiba-tiba bumi berguncang dan petir pun menyambar dengan dahsyat, sehingga kaum Tsamud habis binasa. Didalam Al-Qur’an, Allah SWT menerangkan peristiwa itu dengan firman-Nya:





“Karena itu mereka ditimpa gempa, maka jadilah mereka mayat-mayat yang bergelimpangan di tempat tinggal mereka.”
(QS. Al-Araf: 78)

Nabi saleh Berhijriah                                                                                        
Azab Allah SWT telah menghancurkan negri Tsamud. Nabi Saleh a.s kemudian pindah ke negri Hadhramaut. Menurut riwayat, mereka yang terlepas dari azab Allah SWT itu berjumblah 120 orang. Mereka hidup di tempat yang baru sampai ajal datang.

Pengajaran Dari Kisah Nabi Saleh A.S.
Pengajaran yang menonjol yang dpt dipetik dari kisah Nabi Saleh ini ialah bahwa dosa dan perbuatan mungkar yang dilakukan oleh sekelompok kecil warga masyarakat dpt berakibat negatif yang membinasakan masyarakat itu seluruhnya.Lihatlah betapa kaum Tsamud menjadi binasa, hancur dan bahkan tersapu bersih dari atas bumi karena dosa dan pelanggaran perintah Allah yang dilakukan oleh beberapa gelintir orang pembunuh unta Nabi Saleh A.S.Di sinilah letaknya hikmah perintah Allah agar kita melakukan amar makruf nahi mungkar. Karena dengan melakukan tugas amar makruf nahi mungkar yang menjadi fardu kifayah itu, setidak-tidaknya kalau tidak berhasil mencegah kemungkaran yang terjadi di dalam masyarakat dan lindungan kita ,kita telah membebaskan diri dari dosa menyetujui atau merestui perbuatan mungkar itu.
Bersikap pasif acuh tak acuh terhadap maksiat dan kemungkaran yang berlaku di depan mata dapat diertikan sebagai persetujuan dan penyekutuan terhadap perbuatan mungkar itu.


Bokkaku :
Putri Hana Syafitri

0 件のコメント :

コメントを投稿