Masa pergerakan nasional di Indonesia dibagi 3 yaitu:
1. Masa pembentukan (1908 – 1920)
- Klungkung memberontak melawan Belanda; para bangsawan melakukan puputan untuk mempertahankan kehormatan mereka.
- Belanda ikut campur dalam konflik-konflik lokal di Sumbawa, hingga lebih ketat menguasai wilayah itu.
- Buton jatuh ke dalam pemerintah langsung Belanda.
- VSTP (serikat buruh kereta api) dibentuk, anggota-anggota orang Indonesia diterima.
- 20 Mei Budi Utomo didirikan di antara para mahasiswa suku Jawa kelas atas di Jawa, termasuk dr. Sutomo dan dr. Tjipto Mangunkusumo, menandai dimulainya era Kebangkitan nasional
- Oktober Budi Utomo mengadakan kongres di Yogyakarta. Tjipto Mangunkusumo meninggalkan organisasi ini.
- Indische Vereeniging didirikan untuk para mahasiswa Indonesia di Belanda.
- Pemberontakan kecil di Minangkabau dipadamkan.
- Hindia Belanda memperkenalkan pajak pendapatan.
- 1910
- Perlawanan Islam di Aceh dilumpuhkan.
- Jami'at Khair digantikan oleh Al-Irsyad (Jamiat Islam al Irsyad al Arabia), sebuah organisasi untuk kaum Muslim keturunan Arab di Indonesia.
- Pemberontakan di Timor Timur di bawah pimpinan Dom Boaventura.
- Ratulangi mendirikan Perserikatan Minahasa, sebuah organisasi sosial untuk orang Minahasa.
- Ekspedisi Belanda ke Pulau Komodo melaporkan penemuan komodo kepada masyarakat di Eropa untuk pertama kalinya.
- 1914
- Hollandsch-Inlandsche Schools (HIS) dibentuk kembali, menjadi terbuka untuk orang Indonesia.
- 9 Mei, Sneevliet mendirikan Indische Sociaal-Democratische Vereeniging (ISDV), nantinya menjadi PKI.
- Perang di Eropa: Pemerintah Belanda mempertimbangkan menggunakan milisi dari Indonesia.
- Pameran Besar Kolonial di Semarang, dihadiri oleh Pakubuwono X dari Surakarta dan rombongannya.
- Pemerintah Hindia Belanda membuka fasilitas percobaan penerbangan di Surabaya untuk mempelajari kinerja pesawat dalam kondisi tropis.
- KNIL membentuk sebuah angkatan udara.
- Nias sepenuhnya dikuasai Belanda.
- Pasukan pendudukan KNIL di Bali ditarik mundur dan digantikan oleh unit polisi biasa.
- Insulinde berdiri, didukung oleh Dr. Tjipto Mangunkusumo, yang telah kembali dari pengasingan.
- 1916
- Delegasi anggota dari Budi Utomo, Sarekat Islam, dan organisasi-organisasi lain mengunjungi Belanda
- Pemerintah Hindia Belanda membentuk "Politiek Inlichtingen Dienst", sebuah pasukan polisi khusus untuk menyelidiki kejahatan politik (kemudian berganti nama menjadi "Algemene Recherche").
- J.P. Count van Limburg Stirum menjadi Gubernur-Jenderal hingga 1921.
- Soekarno muda bersekolah di Surabaya, tinggal di rumah Tjokroaminoto.
- Juni, Sarekat Islam menyelenggarakan pertemuan di Bandung; beberapa anggota dan kelompok Jawa tradisional tidak suka dengan modernisasi.
- Mangkunegara VII mengambil alih tempat tinggalnya di Surakarta.
- Desember, Dewan Negara (Parlemen) di Belanda meloloskan RUU untuk pembentukan sebuah Koloniale Raad (kemudian dikenal dengan Volksraad) untuk Hindia Belanda.
- 1917
- Jong Sumatranen Bond berdiri di Jakarta
- Sarekat Islam mulai mengambil posisi lebih anti-pemerintah.
- Kelompok sayap kiri dari Semarang berkumpul di Sarekat Islam dibawah Semaun; Tjokroaminoto tidak melarang mereka.
- Belanda mempertimbangkan milisi Indonesian untuk dinas militer; anggota sayap kiri di Sarekat Islam menentang.
- Aisyiyah, organisasi perempuan Muhammadiyah berdiri.
- Fasilitas pelabuhan modern dibangun di Surabaya.
- Ki Hajar Dewantara kembali dari pembuangan.
- 1918
- 18 Mei Volksraad berapat untuk pertama kalinya. 39% dari anggota-anggotanya adalah orang Indonesia. Anggota-anggotanya dipilih oleh dewan-dewan setempat dari kabupaten. Kebanyakan anggotanya adalah pegawai pemerintah atau bupati. Volksraad terdiri dari satu kamar, dan berfungsi sebagai dewan penasihat saja.
- Gubernur Jenderal van Limburg Stirum mengangkat Tjokroaminoto menjadi anggota Volksraad. Dr. Tjipto Mangunkusumo juga ditempatkan di sana.
- ISDV mulai membentuk soviet-soviet (dewan-dewan) di Surabaya.
- "Sarekat Islam B", cabang revolusioner rahasia, mulai terbentuk. Anggotanya termasuk Musso (dan kemungkinan juga Tjokroaminoto).
- Sarekat Sumatra didirikan.
- Wabah cacar melanda Jawa, Sumatra dan Kalimantan.
- Organisasi Jong Minahasa didirikan.
- Pemerintah Hindia Belanda mulai menindas ‘’soviet-soviet’’ ISDV, mengusir anggota-anggota Belanda dari gerakan komunis.
- "Janji November": pemerintah Belanda mengatakan bahwa Indonesia akan memiliki pemerintahan sendiri di masa depan yang belum ditetapkan.
- 14 November anggota-anggota orang Indonesia di Volksraad mengecam Pemerintah Hindia Belanda karena lebih mengutamakan kepentingan-kepentingan orang Eropa.
- Pemerintah Hindia Belanda membuang Sneevliet.
- Douwes Dekker kembali dari pembuangan.
- 1919
- Mei-Juni Penembakan di Garut; seorang pejabat Belanda di Toli-toli, Sulawesi dibunuh. Belanda menggunakan penembakan ini sebagai alasan untuk menindas Sarekat Islam Seksi B.
- Indo-Europees Verbond didirikan untuk memajukan kepentingan-kepentingan "orang-orang Indo", sementara pada saat yang sama juga mendukung Belanda.
- Haji Misbach mengajarkan "Komunisme Islam" di Surakarta
- Desember Sarekat Islam mengklaim mempunyai 2 juta anggota; menyelenggarakan kongres di Yogyakarta.
- KLM membuka pelayanan udara jarak jauh dari Amsterdam ke Batavia.
2. Masa radikal/nonkooperasi (1920 - 1930)
- 1921
- Juni, Jong Java mengadakan kongres di Bandung; Soekarno berbicara di kongres untuk menganjurkan pembaruan bahasa.
- Fock menjadi Gubernur-Jenderal Hindia Belanda hingga 1926.
- Timorsch Verbond didirikan.
- Agustus, Tjokroaminoto ditangkap.
- Oktober, Kongres Nasional ke-6 Sarekat Islam melarang anggota-anggota SI merangkap sebagai anggota partai-partai lain, termasuk PKI.
- Banyak cabang Sarekat Islam terpecah menjadi (SI-Merah) yang mengikuti Semaun dan (SI-Putih) yang mengikuti Tjokroaminoto.
- Semaun berangkat ke Uni Soviet.
- Tan Malaka berusaha memulihkan perpecahan dalam Sarekat Islam.
- PKI menolak Tjokroaminoto.
- Sukarno muda mulai belajar di Technische Hoogeschool di Bandung.
- Soeharto dilahirkan.
- Hamengkubuwono VIII menjadi Sultan Yogyakarta.
- Desember, Tan Malaka menjadi ketua PKI.
- 1922
- Perhimpunan Mahasiswa Indonesia didirikan di Belanda. Anggotanya antara lain Mohammad Hatta, Sutan Sjahrir, Sutomo, Ali Sastroamidjojo, dan banyak lagi lainnya yang kelak memainkan peranan penting dalam perjuangan kemerdekaan (dan dalam pemerintahan Republik Indonesia pada tahun 1950-an).
- Maret, Tan Malaka dibuang dari Hindia Belanda.
- April, Tjokroaminoto dibebaskan dari tahanan sambil menunggu bandingnya.
- Ki Hadjar Dewantoro mendirikan Taman Siswa di Yogyakarta, sebuah sekolah mandiri tanpa dukungan pemerintah untuk mengembangkan kesenian Jawa maupun pendidikan modern (anti-modernis); menciptakan istilah "demokrasi terpimpin".
- Indische Vereeniging di Belanda mengganti namanya menjadi Perhimpunan Indonesia. Anggotanya antara lain Mohammad Hatta dan Sutan Sjahrir; Tan Malaka dan Semaun berbicara dalam pertemuan-pertemuannya.
- Semaun kembali dari Belanda.
- Marah Roesli menerbitkan novel "Sitti Noerbaja"
- Pemogokan berlanjut.
- Kongres Al-Islam diadakan di Cirebon; perdebatan hangat pecah antara pandangan-anggota yang "modernis" dan "tradisionalis" tentang Islam.
- Pelgrimsordonnantie disetujui; mulailah kontrol pemerintah terhadap perjalanan calon haji.
- Fasilitas pelabuhan modern dibuka di Belawan untuk melayani Sumatra utara.
- 1923
- Februari, Partai Katolik didirikan.
- Pemogokan kereta api oleh VSTP yang dipimpin pihak Komunis, Semaun sebagai pemimpinnya ditangkap dan dibuang; banyak serikat buruh yang kini didominasi Komunis.
- Februari, Tjokroaminoto menata kembali Sarekat Islam menjadi Partai Sarekat Islam yang baru. Para pendukung komunis meninggalkan organisasi ini, dan membawa serta banyak anggota bersama mereka; Cabang-cabang SI Merah menjadi Sarekat Rakyat.
- Tan Malaka ditunjuk sebagai agen Komintern untuk Asia Tenggara, dan berbasis di Guangdong, Tiongkok.
- 12 September Persatuan Islam (atau Persis), sebuah kelompok modernis garis keras, didirikan di Bandung. Mohammad Natsir yang masih muda adalah salah satu anggota pertamanya.
- Pasteur Institute dipindahkan dari Batavia ke Bandung.
- Wajib militer diberlakukan untuk semua warga negara Belanda di Hindia.
- 1924
- Perserikatan Komunis di Hindia mengganti nama menjadi Partai Komunis Indonesia, memutuskan untuk mengadakan pemberontakan. Musso bergabung dengan PKI.
- "Sarekat Hijau" dibentuk oleh Belanda, anggota-anggotanya adalah pejabat-pejabat setempat, kaum kriminal, polisi, dll. yang pro-Belanda.
- Dr. Sutomo mendirikan Indonesia Study Club.
- Pelayanan pos udara pertama dari Batavia ke Amsterdam. Penerbangan memakan waktu hampir dua bulan.
o Konstitusi baru: Dewan Hindia menjadi lembaga penasihat, Volksraad mendapatkan kekuasaan legislative terbatas. Gubernur Jenderal dan birokrasi tidak terpengaruh. Orang-orang Tionghoa secara resmi didefinisikan sebagai "vreemde oosterlingen" - Keanggotaan di Volksraad ditetapkan 60:30; 60 orang Belanda, 25 Indonesia, dan 5 anggota lainnya keturunan Arab atau Tionghoa.
- Pemogokan yang dipimpin oleh PKI gagal, Tan Malaka berada di Singapura.
- Sukarno mendirikan Generaal Study Club yang pro kemerdekaan di Bandung, menganjurkan kesatuan bangsa.
- 23 September Jong Islamieten Bond didirikan di Jakarta; anggota-anggotanya antara lain adalah Haji Agus Salim dan Mohammad Natsir.
- Tan Malaka mencetus bentuk negara Republik, lewat buku Naar de Republiek Indonesia
- Sensor film diberlakukan.
- Stasiun radio komersial pertama di Batavia.
- Desember, para pemimpin PKI mengadakan rapat di Prambanan untuk merencanakan pemberontakan terbuka.
- 1926
- Belanda menangkap lebih banyak anggota PKI; Musso pergi ke Singapura. PKI mendapatkan instruksi dari Moskwa untuk memulai sebuah revolusi, lalu membatalkan instruksi ini. Musso merahasiakan instruksi yang kedua (instruksi untuk tidak memberontak).
- 31 Januari Komite para ulama Islam berkumpul di Surabaya untuk mengirim sebuah delegasi ke Arab Saudi untuk memprotes syarat-syarat untuk para jemaah haji Indonesia. (Komite ini kelak menjadi benih Nahdlatul Ulama.)
- Kongres Pemoeda I diadakan di Kota Solo pada tanggal 30 April s/d 2 Mei 1926, dg ketua Mohammad Tabrani (Jong Java)
- 12 November PKI memberontak di Banten, Batavia, Bandung, Padang. PKI mengumumkan pembentukan sebuah republik. Pemberontakan ini dihancurkan oleh Belanda, yang menangkap sekitar 13.000 orang. Tan Malaka menentang pemberontakan.
- Sukarno mendapatkan gelar insinyur dalam bidang Arsitektur di Bandung.
- Sukarno menerbitkan serangkaian tulisan yang berjudul "Nasionalisme, Islam dan Marxisme", dan menyerukan kerja sama antara ketiga gerakan ini.
- De Graeff menjadi Gubernur Jenderal hingga 1931.
- 31 Desember Kyai Haji Hasjim Asjari mendirikan Nahdlatul Ulama, sebuah organisasi Muslim yang berkarya dalam bidang pendidikan, bantuan amal, dan bantuan ekonomi.
- 1927
- Januari, pemberontakan PKI di Silungkang, Sumatra Barat dihancurkan.
- Februari, Hatta dan lain-lainnya menghadiri pertemuan anti kolonial di Brussel bersama dengan banyak nasionalis lainnya dari Asia dan Afrika.
- 4 Juli Sukarno dan dr. Tjipto Mangunkusumo mendirikan Perserikatan Nasional Indonesia (PNI).
- September, Hatta, Ali Sastroamidjojo dan lain-lainnya dalam Perhimpunan Mahasiswa Indonesia ditangkap.
- Dr. Tjipto Mangunkusumo ditangkap dan dikirim ke pembuangan di Banda. Ia tinggal di pembuangan selama 11 tahun.
- Hindia Belanda membangun kamp penjara Boven Digul di Papua untuk menampung para tahanan politik.
- Kampanye anti narkotik: Hindia Belanda melarang penanaman koka dan hemp.
- Desember, Permufakatan Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia (PPPKI), kelompok yang menaungi organisasi-organisasi nasionalis dibentuk di Bandung.
- Jahja Datoek Kajo orang pertama yang berpidato menggunakan bahasa Indonesia dalam sidang Volksraad
- 1928
- PNI mengganti namanya menjadi Partai Nasional Indonesia, menerima bendera Merah-Putih, Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, "Indonesia Raya" ciptaan W.R. Supratman sebagai lagu kebangsaan.
- Maret, Hatta dan pendukung-pendukungnya dibebaskan; pidato-pidato Hatta jelas-jelas anti Belanda.
- 28 Oktober, Kongres Pemuda II di Batavia menerima "sumpah pemuda": satu nusa, satu bangsa, dan satu bahasa. Kongres diketuai oleh Sugondo Djojopuspito (PPI)
- Muhammad Yamin menulis puisi "Indonesia tumpah darahku".
- KNILM didirikan sebagai perusahaan penerbangan resmi Hindia Belanda.
- Perti (Persatuan Tarbiyah Islamiyah) didirikan di Bukittinggi sebagai organisasi pendidikan untuk kaum Muslim Minangkabau yang tradisionalis .
- 1929
- Agustus, Pemerintah Hindia Belanda memperingatkan anggota-anggota PNI agar menghentikan aktivitas-aktivitas mereka.
- Orang-orang Indonesia mendapatkan kursi mayoritas di Volksraad, yang tetap merupakan sebuah lembaga penasihat.
- Belanda memulihkan para bekas penguasa Bali hingga menjadi penguasa setempat yang berkuasa di bawah wewenang Belanda, dalam sebuah upacara yang panjang di Besakih.
- 29 Desember Soekarno dan pengikut-pengikutnya ditangkap di Yogyakarta. Mereka dipenjarakan di Bandung.
3. Masa moderat/kooperasi (1930 - 1942)
- 1931
- Perhimpunan Indonesia dikuasai oleh kaum komunis; Sjahrir dan Hatta dipecat.
- 25 April PNI memutuskan untuk membuarkan dirinya. Partai Indonesia atau Partindo dibentuk sebagai gantinya empat hari kemudian. Beberapa anggota PNI, termasuk Hatta, kecewa.
- Desember, Sjahrir mendirikan Pendidikan Nasional Indonesia bersama Hatta ("PNI-Baru").
- Sukarno dibebaskan oleh de Graeff.
- Raja Bone dipulihkan kekuasaannya oleh Belanda untuk memerintah dengan pemerintahan mandiri setempat.
- De Jonge menjadi Gubernur Jenderal hingga 1936.
- Pemerintah Hindia Belanda memperketat sensor pers.
- Ong Hok Liong mendirikan perusahaan rokok Bentoel.
- 31 Desember Sukarno dibebaskan lebih awal dari penjara di Bandung.
- 1932
- Sukarno bergabung dengan Partindo; minat terhadap Partindo meningkat.
- Agustus Hatta kembali dari Belanda.
- Mohammad Natsir, 24 tahun, bertanggung jawab atas sekolah-sekolah Persatuan Islam yang baru; ia menulis bahwa Islam harus menjadi dasar dari Indonesia yang baru.
- Belanda menuntut sekolah-sekolah independen untuk meminta izin operasi dari pemerintah; fraksi-fraksi di Volksraad bersatu menentang gagasan ini.
- 1933
- 5 Februari Pemberontakan para pelaut Belanda dan Indonesia di atas kapal Belanda “Zeven Provincien”. Pemberontakan ini disebabkan oleh ketidakpuasan karena gaji yang rendah, namun Pemerintah Hindia Belanda memandangnya sebagai suatu pemberontakan politik.
- Hindia Belanda menekan sekolah-sekolah independen dan para pemimpin politik di Minangkabau.
- Agustus, Sukarno, Hatta, Sjahrir ditangkap. Sukarno dibuang ke Ende di Flores tanpa pengadilan.
- Oost-Indische Leger diganti namanya menjadi KNIL (Koninklijk Nederlands-Indisch Leger).
- Pertemuan-pertemuan organisasi induk PPPKI dilarang.
- Sutan Takdir Alisjahbana menerbitkan majalah Pujangga Baru
- 1934
- Belanda mulai melakukan kebijakan proteksionis untuk menghalangi produk-produk Jepang yang lebih murah dan melindungi produk-produk Belanda yang lebih mahal.
- Belanda menekan PKN untuk meninggalkan kegiatan politiknya yang terbuka.
- Februari, Hatta dan Sjahrir ditangkap dan dikirim ke kamp tahanan Boven Digul di Papua.
- Belanda melarang kongres Partindo.
- Sayap pemuda Nahdlatul Ulama, Ansor, didirikan.
- Tjokroaminoto wafat.
- 1935
- Al-Ittihadiah (perhimpunan Islam modernis) didirikan di Medan.
- Nahdlatul Wathan, sebuah organisasi untuk pendidikan Islam, didirikan di Lombok.
- Nahdlatul Ulama mengeluarkan peraturan bahwa Hindia Belanda adalah sautu negara di mana Islam dapat dipraktikkan, dan harus dibela melawan Jepang.
- Desember, Budi Utomo dan Persatuan Bangsa Indonesia bergabung untuk membentuk Partai Indonesia Raya (Parindra). Anggotanya antara lain adalah Thamrin dan dr. Sutomo; juga terdapat sejumlah anggota yang pro Jepang. Partai yang baru ini menyerukan kemerdekaan melalui kerja sama dengan Belanda.
- 1936
- Van Starkenborgh diangkat menjadi Gubernur Jenderal; jabatan ini dipegangnya hingga sekurang-kurangnya tahun 1945.
- Hatta dan Sjahrir dipindahkan ke Banda.
- Juli, "Petisi Sutarjo" diterbitkan, menyerukan kemerdekaan untuk Indonesia dalam tempo 10 tahun.
- 29 September Volksraad memutuskan untuk mendukung petisi untuk otonomi Indonesia di dalam konstitusi Belanda.
- Becak menjadi sarana transportasi di Batavia.
- November, Partindo dibubarkan.
- Para geologiwan Belanda menemukan bukti kekayaan mineral — besi, tembaga, perak, dan emas — di Papua.
- 1938
- Sukarno, yang masih berada dalam penahanan Belanda, dipindahkan ke Bengkulu.
- Orang-orang luar pertama mencapai Lembah Baliem di Papua.
- Belanda mengadakan persidangan Tapanuli untuk mendukung para penguasa Batak setempat.
- Hindia Belanda melembagakan "hukum adat" di Minangkabau dan Banjarmasin.
- Moskwa menyuruh PKI untuk menghentikan aktivitas-aktivitas anti-Belanda.
- Persatuan Arab Indonesia terbentuk dari organisasi-organisasi Muslim Arab yang ada.
- 16 November Pemerintah Belanda menolak petisi otonomi 1936 untuk Indonesia.
- 1940
- Februari, Belanda kembali menolak otonomi untuk Hindia Belanda.
- 13 Februari Jepang menolak perjanjian arbitrase dengan Belanda.
- 18 Maret Hamengkubuwono IX menjadi Sultan Yogyakarta.
- Mei, Belanda jatuh ke tangan Jerman, pemerintah Belanda melarikan diri ke London.
- 28 Juni Jepang mengatakan ingin merundingkan kembali perjanjian dagang dengan Belanda.
- Juli Barang ekspor Indonesia ke Jepang dihentikan.
- Agustus, Jepang menyatakan bahwa Perancis Indochina dan Hindia Belanda harus disatukan dengan sepenuh hati ke dalam "East Asia Co-Prosperity Sphere".
- 9 Agustus GAPI menghadirkan petisi yang lain tentang "melengkapi demokratisasi Indonesia".
- 23 Agustus Komisi untuk Studi Perubahan Konstitutional dibentuk untuk mempelajari permintaan GAPI. Thamrin dkk di Volksraad menarik proposal mereka untuk demokratisasi.
- September Tentara Jepang bergerak menuju Perancis Indochina.
- 12 September Pemerintah Hindia Belanda memulai pembicaraan perdagangan dengan delegasi Jepang di bawah pimpinan Kobayashi. Van Mook tidak mau bekerja sama dengan tuntutan Jepang untuk bahan bakar penerbangan.
- 26 Oktober Jepang dan Belanda mengeluarkan sebuah deklarasi bersama yang berisi Hindia Belanda tidak akan menjadi bagian dari "Co-Prosperity Sphere".
- 12 November Kuota atas penjualan minyak ke Jepang dari Hindia Belanda ditetapkan dalam perjanjian.
· 1941
o 11 Januari - Tim perundingan Jepang yang baru dan lebih agresif di bawah Yoshizawa tiba di Batavia. o Februari - Tekanan Jepang yang kian meningkat terhadap pemerintah Hindia Belanda untuk "bergabung dengan Wilayah Kemakmuran Bersama Asia Timur Raya" ditolak Van Mook. o 14 Mei - Jepang mengirimkan sebuah ultimatum kepada pemerintah Hindia Belanda, menuntut agar pengaruh dan kehadiran Jepang dibiarkan di wilayah ini. o 6 Juni - Perundingan antara Belanda dan Jepang gagal. Pemerintah Hindia Belanda menjawab bahwa tidak akan ada konsesi yang akan diberikan kepada Jepang, dan bahwa semua produk strategis (termasuk minyak dan karet) telah dikontrakkan untuk dikapalkan ke Britania dan Amerika Serikat. o 25 Juli - Jepang mengumumkan pembentukan sebuah "protektorat" atas Indochina. o 26 Juli - Semua asset Jepang di Hindia Belanda dibekukan. o 30 Juli - Pemerintah Belanda di pembuangan menjanjikan untuk mengadakan konferensi tentang Indonesia setelah perang. o 30 November - Angkatan Laut Belanda di Hindia mulai dimobilisasa. o 5 Desember - Pemerintah Hindia Belanda mengirim permintaan kepada Australia untuk mengirimkan pasukannya ke Ambon dan Timor. Pesawat-pesawat Angkatan Udara Australia dan personilnya tiba pada 7 Desember. o 8 Desember - Jepang menyerang Malaya, mendarat di ujung selatan Thailand dan utara Malaya. Jepang mulai menyerang Filipina. Belanda, di antara bangsa-bangsa lainnya, perang terhadap Jepang. o 10 Desember - Kapal-kapal perang Britania, Prince of Wales dan Repulse ditenggelamkan dalam perbedaan beberapa jam saja satu sama lain di lepas pantai Malaya. o 16 Desember - Orang-orang Aceh yang anti Belanda mengadakan hubungan dengan pasukan-pasukan Jepang di Malaya. o 17 Desember - Jepang melakukan serangan udara atas Ternate. o Jepang mendarat di Sarawak.
o 22 Desember – Pasukan invasi utama Jepang mendarat di Filipina. o Hatta menulis sebuah artikel surat kabar yang menyerukan agar bangsa Indonesia melawan Jepang.
o 24 Desember - Jepang menyerang pasukan-pasukan Britania di Kuching, Sarawak.
· 1942
o 6 Januari – Serangan udara Jepang pertama atas Ambon. o 10 Januari - Jepang mulai menginvasi Indonesia di Kalimantan (Tarakan) dan Sulawesi (Manado). o 12 Januari - Van Mook melakukan perjalanan darurat ke Amerika Serikat, meminta tambahan pasukan, dan agar Hindia Belanda tidak dilupakan dalam pertahanan Sekutu. o 15 Januari - Jen. Wavell dari Britania mengambil alih komando atas ABDACOM, komando gabungan Sekutu pertama (Australia, Britania, Belanda, Amerika) di dalam perang. o 16 Januari – Agen-agen Aceh kembali dari Malaya dengan janji-janji dukungan Jepang dalam melawan Belanda. o 23 Januari - Jepang merebut Balikpapan meskipun terdapat serangan balasan dari Belanda dan A.S. o 25 Januari - Jepang merebut Kendari di Sulawesi. o 30 Januari - Jepang menyerang Ambon. Pasukan-pasukan KNIL dan Australia menghancurkan pasokan agar tidak jatuh ke tangan Jepang. Kota Ambon direbut dalam tempo 24 jam. Pertempuran berlanjut hingga 2 Februari. Sejumlah 90 persen pasukan pertahanan Australia menjadi korban, banyak di antaranya yang dibantai pada Februari setelah ditawan. o Pasukan Britania mengevakuasi Malaya dan lari ke Singapura.
o 3 Februari - Jepang mengebom Surabaya, memulai serangan udara terhadap sasaran-sasaran di Jawa. o 4 Februari – Pertempuran Selat Makassar (pertempuran laut antara Kalimantan dan Sulawesi): Angkatan Udara dan Laut Jepang memaksa Sekutu untuk mundur hingga ke Cilacap. Jepang maju hingga ke Sulawesi. o 8 Februari - Jepang mulai melakukan serangan utama atas Singapura. o 9 Februari - Jepang mengebom Batavia, Surabaya dan Malang. o 13 Februari - Jepang mendaratkan pasukan parasut di Palembang, merebut kota dan industri minyaknya yang berharga. o 15 Februari - Singapura jatuh; 130.000 pasukan di bawah komando Britania ditawan sebagai tawanan perang. o 18 Februari - Van Mook, di Australia, memohon agar pasukan Sekutu melakukan serangan. Bali diduduki Jepang. o 19 Februari – Pertempuran Selat Badung (pertempuran laut antara Bali dan Lombok): sebuah satuan kecil pasukan Jepang memukul mundur pasukan Belanda dan Australia. Jepang mendarat di Bali. Serangan udara pertama Jepang atas Darwin, Australia. o 20 Februari - Jepang mendarat di Timor dan tanggal 24 Februari tentara Jepang telah menguasai Timor. o 23 Februari – Revolusi melawan Belanda dimulai di Aceh dan Sumatra Utara, dengan dukungan Jepang. o Belanda memindahkan Soekarno ke Padang; Soekarno lolos dalam kekacauan sementara Belanda melakukan evakuasi.
o Belanda mengevakuasi Sjahrir dan Hatta dari Banda lewat udara beberapa menit sebelum Jepang mulai mengebom pulau itu.
o Jepang mengklaim Timor; pasukan-pasukan Australia terus melakukan perang gerilya.
o 1 Maret - Pertempuran Selat Sunda: Pasukan invasi Jepang mendarat di Banten. o Pasukan invasi Jepang mendarat di sebelah barat Surabaya.
o Serangan udara Jepang atas Medan.
o 5 Maret - Serangan udara Jepang di Cilacap. Jepang masuk ke Batavia. o 7 Maret - Jepang merebut Cilacap. o 7 Maret - Rangoon jatuh ke tangan Jepang. o 8 Maret - Jepang merebut Surabaya. o 9 Maret - Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jepang o 11 Maret - Perlawanan Aceh terlibat dalam pertempuran dengan Belanda yang sedang mengundurkan diri. o 12 Maret - Jepang mendarat di Sabang. Operasi-operasi di Aceh selesai sekitar 15 Maret. o 28 Maret - Pasukan Belanda terakhir di Sumatra menyerah di Kutatjane, di selatan Aceh. o Jepang melarang semua kegiatan politik dan semua organisasi yang ada. Volksraad dihapuskan. Bendera merah-putih dilarang.
o Angkatan Darat ke-16 Jepang menguasai Jawa; Angkatan Darat ke-25 di Sumatra (markas besar di Bukittinggi); Angkatan Laut menguasai Indonesia timur (markas besar di Makassar). o 7 April – Tiga orang pegawai Radio Hindia Belanda dihukum mati karena memainkan lagu kebangsaan Belanda pada 18 Maret, setelah menyerahnya Belanda. o 7 April - Jepang merebut Ternate. o Jepang mencoba untuk membentuk gerakan Tiga A; memulai kampanye propaganda. o ABDACOM dibubarkan. Britania dan Amerika membagi tanggung jawab perang: Britania akan mencoba untuk merebut kembali Malaya dan Sumatra serta Burma. Sisanya di Pasifik dan Indonesia menjadi tanggung jawab AS (yang bekerja sama dengan Australia).
o 17 Juni – Pemerintah Belanda di pengungsian di London membentuk dewan konsultatif untuk urusan-urusan Hindia Belanda. o Jepang mengumpulkan Soekarno, Hatta, dan Sjahrir di Jakarta.
o Soekarno, Hatta, Sjahrir bertemu secara rahasia: Soekarno untuk mengumpulkan massa untuk kemerdekaan, Hatta untuk menangani hubungan-hubungan diplomatik, Sjahrir untuk mengkoordinasi kegiatan-kegiatan bawah tanah.
o Soekarno menerima tawaran Jepang untuk menjadi pemimpin pemerintah Indonesia, tetapi bertanggung jawab kepada militer Jepang.
o 30 Juli - Jepang menduduki Kep. Kai dan Aru, setelah sejumlah perlawanan di Kai. o 31 Juli - Jepang merebut Kep. Tanimbar sejumlah perlawanan oleh KNIL dan detasemen-detasemen Australia di Saumlaki. o 29 Agustus - Jepang mulai memindahkan sejumlah pasukan dari Sumatra dan Jawa ke Kep. Solomon. o September, orang-orang Muslim Indonesia menolak untuk memberi hormat kepada Kaisar Jepang di Tokyo. Peristiwa di Sukamanah, Singaparna Tasikmalaya-Jawa Barat bukti nyata penolakan tersebut. Haji Zaenal Mustafa mengangkat senjata kepada Jepang walaupun kemudian berhasil ditumpas dan beliau dihukum mati di Ancol. Sebagai penghormatan, nama Haji Zaenal Mustafa menjadi nama jalan terpenting di Tasikmalaya.
o Oktober, Kemajuan militer Jepang di Pasifik terhenti; para komandan Jepang disuruh mengembangkan sentimen-sentimen pro-Jepang di wilayah-wilayah pendudukan.
o 16 Oktober – Tentara ke-16 Jepang mengirimkan pasukan-pasukan pengawal ke Lombok, Sumba dan Timor. o November, Pemberontakan di Aceh diredam oleh Jepang.
o 7 Desember - Ratu Wilhelmina dari kerajaan Belanda, di pengasingan berpidato menjanjikan perbaikan hubungan kembali dengan jajahan setelah perang selesai.
Masa pergerakan nasional di Indonesia dibagi 3 yaitu:
1. Masa pembentukan (1908 – 1920), merupakan masa ketika organisasi-organisasai mulai terbentuk, seperti Budi Utomo (1908), Sarekat Islam (1911), Indische Partij (1912), dan ISDV/ Indische Sociaal Democratische Vereniging (1914).
2. Masa radikal/nonkooperasi (1920 - 1930), merupakan masa ketika organisasi-organisasi penting tidak mau kerjasama dengan pemerintah Belanda seperti Partai Komunis Indonesia/PKI (1921), Perhimpunan Indonesia/PI (1924), dan Partai Nasional Indonesia/PNI (1927).
3. Masa moderat/kooperasi (1930 - 1942), masa ketika organisasi-organisasi yang penting terpaksa mau kerjasama dengan Belanda seperti Parindra (1935), Partindo (1931), PNI Baru (1931), PBI (1931), PPPKI (1927), Gerindo ( 1937), dan Gapi (1939). Di samping itu juga berdiri organisasi keagamaan, organisasi pemuda, dan organisasi perempuan.
Ketika Indonesia dijajah Jepang ( 1942 - 1945) semua organisasi semula dilarang, dalam perkembangan hanya organisasi yang sifatnya mau mendukung Jepang yang diizinkan untuk berdiri, dan itupun diawasi dengan ketat.
1. Masa pembentukan (1908 - 1920) a. Budi Utomo (BU)
Pada tahun 1906 Mas Ngabehi Wahidin Sudirohusodo, merintis mengadakan kampanye menghimpun dana pelajar (Studie Fund) di kalangan priyayi di Pulau Jawa. Upaya dr. Wahidin ini bertujuan untuk meningkatkan martabat rakyat dan membantu para pelajar yang kekurangan dana. Dari kampanye tersebut akhirnya pada tanggal 20 Mei 1908 berdiri organisasi Budi Utomo dengan ketuanya Dr. Sutomo. Organisasi Budi Utomo artinya usaha mulia. Pada mulanya Budi Utomo bukanlah sebuah partai politik. Tujuan utamanya adalah kemajuan bagi Hindia Belanda.
Hal ini terlihat dari tujuan yang hendak dicapai yaitu perbaikan pelajaran di sekolah-sekolah, mendirikan badan wakaf yang mengumpulkan tunjangan untuk kepentingan belanja anak-anak bersekolah, membuka sekolah pertanian, memajukan teknik dan industri, menghidupkan kembali seni dan kebudayaan bumi putera, dan menjunjung tinggi cita-cita kemanusiaan dalam rangka mencapai kehidupan rakyat yang layak.
Kongres Budi Utomo yang pertama berlangsung di Yogyakarta pada tanggal 3 Oktober – 5 Oktober 1908. Kongres ini dihadiri beberapa cabang yaitu Bogor, Bandung, Yogya I, Yogya II, Magelang, Surabaya, dan Batavia. Dalam kongres yang pertama berhasil diputuskan beberapa hal berikut.
§ Membatasi jangkauan geraknya kepada penduduk Jawa dan Madura.
§ Tidak melibatkan diri dalam politik.
§ Bidang kegiatan adalah bidang pendidikan dan budaya.
§ Menyusun pengurus besar organisasi yang diketuai oleh R.T. Tirtokusumo.
§ Merumuskan tujuan utama Budi Utomo yaitu kemajuan yang selaras untuk negara dan bangsa.
Terpilihnya R.T. Tirtokusumo yang seorang bupati sebagai ketua rupanya dimaksudkan agar lebih memberikan kekuatan pada Budi Utomo. Kedudukan bupati memberi dampak positif dalam rangka menggalang dana dan keanggotaan dari Budi Utomo.Untuk usaha memantapkan keberadaan Budi Utomo diusahakan untuk segera mendapatkan badan hukum dari pemerintah Belanda.
Hal ini terealisasi pada tanggal 28 Desember 1909, anggaran dasar Budi Utomo disahkan. Dalam perkembangannya, di tubuh Budi Utomo muncul dua aliran berikut:
§ Pihak kanan, berkehendak supaya keanggotaan dibatasi pada golongan terpelajar saja, tidak bergerak dalam lapangan politik dan hanya membatasi pada pelajaran sekolah saja.
§ Pihak kiri, yang jumlahnya lebih kecil terdiri dari kaum muda berkeinginan ke arah gerakan kebangsaan yang demokratis, lebih memerhatikan nasib rakyat yang menderita.
Adanya dua aliran dalam tubuh Budi Utomo menyebabkan terjadinya perpecahan. Dr. Cipto Mangunkusumo yang mewakili kaum muda keluar dari keanggotaan. Akibatnya gerak Budi Utomo semakin lamban.
Berikut ini ada beberapa faktor yang menyebabkan semakin lambannya Budi Utomo:
§ Budi Utomo cenderung memajukan pendidikan untuk kalangan priyayi daripada penduduk umumnya.
§ Lebih mementingkan pemerintah kolonial Belanda dari pada kepentingan rakyat Indonesia.
§ Menonjolnya kaum priyayi yang lebih mengutamakan jabatan menyebabkan kaum terpelajar tersisih.
Ketika meletus Perang Dunia I tahun 1914, Budi Utomo mulai terjun dalam bidang politik.
Berikut ini beberapa bentuk peran politik Budi Utomo:
§ Melancarkan isu pentingnya pertahanan sendiri dari serangan bangsa lain.
§ Menyokong gagasan wajib militer pribumi.
§ Mengirimkan komite Indie Weerbaar ke Belanda untuk pertahanan Hindia.
§ Ikut duduk dalam Volksraad (Dewan Rakyat).
§ Membentuk Komite Nasional untuk menghadapi pemilihan anggota volksraad.
Budi Utomo mampu menerbitkan majalah bulanan Goeroe Desa yang memiliki kiprah masih terbatas di kalangan penduduk pribumi. Sejalan dengan kemerosotan aktivitas dan dukungan pribumi pada Budi Utomo, maka pada tahun 1935 Budi Utomo mengadakan fusi ke dalam Partai Indonesia Raya (Parindra). Sejak itu BU terus mengalami kemerosotan dan mundur dari arena politik.
Pada mulanya Sarekat Islam adalah sebuah perkumpulan para pedagang yang bernama Sarekat Dagang Islam (SDI). Pada tahun 1911, SDI didirikan di kota Solo oleh H. Samanhudi sebagai suatu koperasi pedagang batik Jawa. Garis yang diambil oleh SDI adalah kooperasi, dengan tujuan memajukan perdagangan Indonesia di bawah panji-panji Islam.
Keanggotaan SDI masih terbatas pada ruang lingkup pedagang, maka tidak memiliki anggota yang cukup banyak. Oleh karena itu agar memiliki anggota yang banyak dan luas ruang lingkupnya, maka pada tanggal 18 September 1912, SDI diubah menjadi SI (Sarekat Islam).
Organisasi Sarekat Islam (SI) didirikan oleh beberapa tokoh SDI seperti H.O.S Cokroaminoto, Abdul Muis, dan H. Agus Salim. Sarekat Islam berkembang pesat karena bermotivasi agama Islam.
Latar belakang ekonomi berdirinya Sarekat Islam adalah:
§ Perlawanan terhadap para pedagang perantara (penyalur) oleh orang Cina,
§ Syarat pada umat Islam bahwa telah tiba waktunya untuk menunjukkan kekuatannya, dan
§ Membuat front melawan semua penghinaan terhadap rakyat bumi putera.
Tujuan yang ingin dicapai sesuai dengan anggaran dasarnya adalah:
§ Mengembangkan jiwa berdagang,
§ Memberi bantuan kepada anggotanya yang mengalami kesukaran,
§ Memajukan pengajaran dan semua yang mempercepat naiknya derajat bumi putera,
§ Menentang pendapat-pendapat yang keliru tentang agama Islam,
§ Tidak bergerak dalam bidang politik, dan
§ Menggalang persatuan umat Islam hingga saling tolong menolong.
Kecepatan tumbuhnya SI bagaikan meteor dan meluas secara horizontal. SI merupakan organisasi massa pertama di Indonesia. Antara tahun 1917 sampai dengan 1920 sangat terasa pengaruhnya di dalam politik Indonesia. Untuk menyebarkan propaganda perjuangannya, Sarekat Islam menerbitkan surat kabar yang bernama Utusan Hindia.
Pada tanggal 29 Maret 1913, para pemimpin SI mengadakan pertemuan dengan Gubernur Jenderal Idenburg untuk memperjuangkan SI berbadan hukum. Jawaban dari Idenburg pada tanggal 29 Maret 1913, yaitu SI di bawah pimpinan H.O.S Cokroaminoto tidak diberi badan hukum. Ironisnya yang mendapat pengakuan pemerintah kolonial Belanda (Gubernur Jenderal Idenburg) justru cabang-cabang SI yang ada di daerah. Ini suatu taktik pemerintah kolonial Belanda dalam memecah belah persatuan SI. Bayangan perpecahan muncul dari pandangan yang berbeda antara H.O.S Cokroaminoto dengan Semaun mengenai kapitalisme. Menurut Semaun yang memiliki pandangan sosialis, bergandeng dengan kapitalis adalah haram.
Dalam kongres SI yang dilaksanakan tahun 1921, ditetapkan adanya disiplin partai rangkap anggota. Setiap anggota SI tidak boleh merangkap sebagai anggota organisasi lain terutama yang beraliran komunis. Akhirnya SI pecah menjadi dua yaitu SI Putih dan SI Merah.
§ SI Putih, yang tetap berlandaskan nasionalisme dan Islam. Dipimpin oleh H.O.S. Cokroaminoto, H. Agus Salim, dan Suryopranoto yang berpusat di Yogyakarta.
§ SI Merah, yang berhaluan sosialisme kiri (komunis). Dipimpin oleh Semaun, yang berpusat di Semarang.
Dalam kongresnya di Madiun, SI Putih berganti nama menjadi Partai Sarekat Islam (PSI). Kemudian pada tahun 1927 berubah lagi menjadi Partai Sarekat Islam Indonesia (PSII). Sementara itu, SI Sosialis/Komunis berganti nama menjadi Sarekat Rakyat (SR) yang merupakan pendukung kuat Partai Komunis Indonesia (PKI).
IP didirikan pada tanggal 25 Desember 1912 di Bandung oleh tokoh Tiga Serangkai, yaitu E.F.E Douwes Dekker, Dr. Cipto Mangunkusumo, dan Suwardi Suryaningrat. Pendirian IP ini dimaksudkan untuk mengganti Indische Bond yang merupakan organisasi orang-orang Indo dan Eropa di Indonesia. Hal ini disebabkan adanya keganjilan-keganjilan yang terjadi (diskriminasi) khususnya antara keturunan Belanda totok dengan orang Belanda campuran (Indo).
IP sebagai organisasi campuran menginginkan adanya kerja sama orang Indo dan bumi putera. Hal ini disadari benar karena jumlah orang Indo sangat sedikit, maka diperlukan kerja sama dengan orang bumi putera agar kedudukan organisasinya makin bertambah kuat.
Di samping itu juga disadari betapa pun baiknya usaha yang dibangun oleh orang Indo, tidak akan mendapat tanggapan rakyat tanpa adanya bantuan orang-orang bumi putera. Perlu diketahui bahwa E.F.E Douwes Dekker dilahirkan dari keturunan campuran, ayah Belanda, ibu seorang Indo. Indische Partij merupakan satu-satunya organisasi pergerakan yang secara terang-terangan bergerak di bidang politik dan ingin mencapai Indonesia merdeka. Tujuan Indische Partij adalah untuk membangunkan patriotisme semua indiers terhadap tanah air. IP menggunakan media majalah Het Tijdschrifc dan surat kabar ‘De Expres’ pimpinan E.F.E Douwes Dekker sebagai sarana untuk membangkitkan rasa kebangsaan dan cinta tanah air Indonesia.
Tujuan dari partai ini benar-benar revolusioner karena mau mendobrak kenyataan politik rasial yang dilakukan pemerintah kolonial. Tindakan ini terlihat nyata pada tahun 1913. Saat itu pemerintah Belanda akan mengadakan peringatan 100 tahun bebasnya Belanda dari tangan Napoleon Bonaparte (Prancis).
Tujuan IP:
§ Jangka pendek : Mempersatukan seluruh bangsa India (termasuk Indo-Eropa yang
mau mengakui dasar pergerakan tadi).
§ Jangka panjang : Mencapai India merdeka.
Perayaan ini direncanakan diperingati juga oleh pemerintah Hindia Belanda. Adalah suatu yang kurang pas di mana suatu negara penjajah melakukan upacara peringatan pembebasan dari penjajah pada suatu bangsa yang dia sebagai penjajahnya. Hal yang ironis ini mendatangkan cemoohan termasuk dari para pemimpin Indische Partij. R.M. Suwardi Suryaningrat menulis artikel bernada sarkastis yang berjudul ‘Als ik een Nederlander was’, Andaikan aku seorang Belanda. Akibat dari tulisan itu R.M. Suwardi Suryaningrat ditangkap. Menyusul sarkasme dari Dr. Cipto Mangunkusumo yang dimuat dalam De Express tanggal 26 Juli 1913 yang diberi judul Kracht of Vrees?, berisi tentang kekhawatiran, kekuatan, dan ketakutan.
Dr. Tjipto pun ditangkap, yang membuat rekan dalam Tiga Serangkai, E.F.E. Douwes Dekker turut mengkritik dalam tulisannya di De Express tanggal 5 Agustus 1913 yang berjudul Onze Helden: Tjipto Mangoenkoesoemo en Soewardi Soerjaningrat, Pahlawan kita: Tjipto Mangoenkoesoemo dan Soewardi Soerjaningrat.
Kecaman-kecaman yang menentang pemerintah Belanda menyebabkan ketiga tokoh dari Indische Partij ditangkap. Pada tahun 1913 mereka diasingkan ke Belanda. Namun pada tahun 1914 Cipto Mangunkusumo dikembalikan ke Indonesia karena sakit. Sedangkan Suwardi Suryaningrat dan E.F.E. Douwes Dekker baru kembali ke Indonesia pada tahun 1919. Suwardi Suryaningrat terjun dalam dunia pendidikan, dikenal sebagai Ki Hajar Dewantara, mendirikan perguruan Taman Siswa. E.F.E Douwes Dekker juga mengabdikan diri dalam dunia pendidikan dan mendirikan yayasan pendidikan Ksatrian Institute di Sukabumi pada tahun 1940. Dalam perkembangannya, E.F.E Douwes Dekker ditangkap lagi dan
dibuang ke Suriname, Amerika Latin.
d. Muhammadiyah (18 November 1912)
Organisasi ini didirikan pada tanggal tersebut di Yogyakarta oleh K.H. Akhmad Dakhlan. Tujuan dari pergerakan ini adalah:
§ Menyesuaikan diri dengan kemajuan jaman (modernisasi) sehingga orang islam tidak hanya paham tentang ajaran- ajaran agama tetapi juga pengetahuan modern.
§ Memurnikan diri dari unsur-unsur non-islam, terutama tradisi Jawa yang dianggap salah dan menyimpang atau bertentangan dengan ajaran Islam
2. Masa radikal/nonkooperasi (1920 - 1930) a. Partai Komunis Indonesia (PKI)
Gerakan Awal PKI
Partai ini didirikan atas inisiatif tokoh sosialis Belanda, Henk Sneevliet pada 1914, dengan nama Indische Sociaal-Democratische Vereeniging (ISDV) (atau Persatuan Sosial Demokrat Hindia Belanda). Keanggotaan awal ISDV pada dasarnya terdiri atas 85 anggota dari dua partai sosialis Belanda, yaitu SDAP (Partai Buruh Sosial Demokratis) dan SDP (Partai Sosial Demokratis), yang aktif di Hindia Belanda. Pada Oktober 101 SM ISDV mulai aktif dalam penerbitan dalam bahasa Belanda, "Het Vrije Woord" (Kata yang Merdeka). Editornya adalah Adolf Baars. Pada saat pembentukannya, ISDV tidak menuntut kemerdekaan Indonesia. Pada saat itu, ISDV mempunyai sekitar 100 orang anggota, dan dari semuanya itu hanya tiga orang yang merupakan warga pribumi Indonesia. Namun demikian, partai ini dengan cepat berkembang menjadi radikal dan anti kapitalis. Di bawah pimpinan Sneevliet partai ini merasa tidak puas dengan kepemimpinan SDAP di Belanda, dan yang menjauhkan diri dari ISDV. Pada 1917, kelompok reformis dari ISDV memisahkan diri dan membentuk partainya sendiri, yaitu Partai Demokrat Sosial Hindia. Pada 1917 ISDV mengeluarkan penerbitannya sendiri dalam bahasa Melayu, "Soeara Merdeka".
Di bawah kepemimpinan Sneevliet, ISDV yakin bahwa Revolusi Oktober seperti yang terjadi di Rusia harus diikuti Indonesia. Kelompok ini berhasil mendapatkan pengikut di antara tentara-tentara dan pelaut Belanda yang ditempatkan di Hindia Belanda. Dibentuklah "Pengawal Merah" dan dalam waktu tiga bulan jumlah mereka telah mencapai 3.000 orang. Pada akhir 1917, para tentara dan pelaut itu memberontak di Surabaya, sebuah pangkalan angkatan laut utama di Indonesia saat itu, dan membentuk sebuah dewan soviet. Para penguasa kolonial menindas dewan-dewan soviet di Surabaya dan ISDV. Para pemimpin ISDV dikirim kembali ke Belanda, termasuk Sneevliet. Para pemimpin pemberontakan di kalangan militer Belanda dijatuhi hukuman penjara hingga 40 tahun. ISDV terus melakukan kegiatannya, meskipun dengan cara bergerak di bawah tanah. Organisasi ini kemudian menerbitkan sebuah terbitan yang lain, Soeara Ra’jat. Setelah sejumlah kader Belanda dikeluarkan dengan paksa, ditambah dengan pekerjaan di kalangan Sarekat Islam, keanggotaan organisasi ini pun mulai berubah dari mayoritas warga Belanda menjadi mayoritas orang Indonesia. Partai Komunis Indonesia (PKI) secara resmi berdiri pada tanggal 23 Mei 1920. Berdirinya PKI tidak terlepas dari ajaran Marxis yang dibawa oleh Sneevliet. Ia bersama teman-temannya seperti Brandsteder, H.W Dekker, dan P. Bergsma, mendirikan Indische Social Democratische Vereeniging (ISDV) di Semarang pada tanggal 4 Mei 1914.
Tokoh-tokoh Indonesia yang bergabung dalam ISDV antara lain Darsono, Semaun, Alimin, dan lain-lain. PKI terus berupaya mendapatkan pengaruh dalam masyarakat. Salah satu upaya yang ditempuhnya adalah melakukan infiltrasi dalam tubuh Sarekat Islam.
§ Infiltrasi dapat dengan mudah dilakukan karena ada beberapa faktor berikut.
Adanya kemelut dalam tubuh SI, di mana pemerintah Belanda lebih memberi pengakuan kepada cabang Sarekat Islam lokal.
§ Adanya disiplin partai dalam SI, di mana anggota SI yang merangkap anggota ISDV harus keluar dari SI. Akibatnya SI terpecah menjadi SI Merah dan SI Putih.
Setelah berhasil menyusup dalam tubuh SI, jumlah anggota PKI semakin besar. PKI berkembang pesat. Berikut ini ada beberapa faktor yang menyebabkan PKI berkembang pesat.
§ Propagandanya yang sangat menarik.
§ Memiliki pemimpin yang berjiwa kerakyatan.
§ Pandai merebut massa rakyat yang tergabung dalam partai lain.
§ Sikapnya yang tegas terhadap pemerintah kolonial dan kapitalis.
§ Di kalangan rakyat terdapat harapan bahwa PKI bisa menggantikan Ratu Adil.
Organisasi PKI makin kuat ketika pada bulan Februari 1923 Darsono kembali dari Moskow. Ditambah dengan tokoh-tokoh Alimin dan Musso, maka peranan politik PKI semakin luas. Pada tanggal 13 November 1926, Partai Komunis Indonesia mengadakan pemberontakan di Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Pemberontakan ini sangat sia-sia karena massa sama sekali tidak siap di samping organisasinya masih kacau.
PKI telah mengorbankan ribuan orang yang termakan hasutan untuk ikut serta dalam pemberontakan. Dampak buruk lainnya yang menimpa para pejuang pergerakan di tanah air adalah berupa pengekangan dan penindasan yang luar biasa dari pemerintah Belanda sehingga sama sekali tidak punya ruang gerak. Walaupun PKI dinyatakan sebagai partai terlarang tetapi secara ilegal mereka masih melakukan kegiatan politiknya. Semaun, Darsono, dan Alimin meneruskan propaganda untuk tetap memperjuangkan aksi revolusioner di Indonesia.
b. Partai Nasional Indonesia (PNI) Berdirinya partai-partai dalam pergerakan nasional banyak berawal dari studie club. Salah satunya adalah Partai Nasional Indonesia (PNI). Partai Nasional Indonesia (PNI) yang lahir di Bandung pada tanggal 4 Juli 1927 tidak terlepas dari keberadaan Algemeene Studie Club.
Lahirnya PNI juga dilatarbelakangi oleh situasi sosio politik yang kompleks. Pemberontakan PKI pada tahun 1926 membangkitkan semangat untuk menyusun kekuatan baru dalam menghadapi pemerintah kolonial Belanda. Rapat pendirian partai ini dihadiri Ir. Soekarno, Dr. Cipto Mangunkusumo, Soedjadi, Mr. Iskaq Tjokrodisuryo, Mr. Budiarto, dan Mr. Soenarjo.
Pada awal berdirinya, PNI berkembang sangat pesat karena didorong oleh faktor-faktor berikut.
§ Pergerakan yang ada lemah sehingga kurang bisa menggerakkan massa.
§ PKI sebagai partai massa telah dilarang.
§ Propagandanya menarik dan mempunyai orator ulung yang bernama Ir. Soekarno (Bung Karno).
Untuk mengobarkan semangat perjuangan nasional, Bung Karno mengeluarkan Trilogi sebagai pegangan perjuangan PNI. Trilogi tersebut mencakup kesadaran nasional, kemauan nasional, dan perbuatan nasional.
Tujuan PNI adalah mencapai Indonesia merdeka. Untuk mencapai tujuan tersebut, PNI menggunakan tiga asas yaitu self help (berjuang dengan usaha sendiri) dan nonmendiancy, sikapnya terhadap pemerintah juga antipati dan nonkooperasi. Dasar perjuangannya adalah marhaenisme.
Kongres Partai Nasional Indonesia yang pertama diadakan di Surabaya, tanggal 27 – 30 Mei 1928. Kongres ini menetapkan beberapa hal berikut.
§ Susunan program yang meliputi:
- Bidang politik untuk mencapai Indonesia merdeka,
- Bidang ekonomi dan sosial untuk memajukan pelajaran nasional.
§ Menetapkan garis perjuangan yang dianut adalah nonkooperasi.
§ Menetapkan garis politik memperbaiki keadaan politik, ekonomi dan sosial dengan kekuatan sendiri, antara lain dengan mendirikan sekolah-sekolah, poliklinik-poliklinik, bank nasional, perkumpulan koperasi, dan sebagainya.
Peranan PNI dalam pergerakan nasional Indonesia sangat besar. Menyadari perlunya pernyataan segala potensi rakyat, PNI memelopori berdirinya Permufakatan Perhimpunan-Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia (PPPKI).
PPPKI diikuti oleh PSII (Partai Sarekat Islam Indonesia), Budi Utomo, Pasundan, Sumatranen Bond, Kaum Betawi, Indonesische Studi Club, dan Algemeene Studie Club. Berikut ini ada dua jenis tindakan yang dilaksanakan untuk memperkokoh diri dan berpengaruh di masyarakat.
§ Ke dalam, mengadakan usaha-usaha dari dan untuk lingkungan sendiri seperti mengadakan kursus-kursus, mendirikan sekolah, bank dan sebagainya.
§ Keluar, dengan memperkuat opini publik terhadap tujuan PNI antara lain melalui rapat-rapat umum dan penerbitan surat kabar Banteng Priangan di Bandung, dan Persatuan Indonesia di Jakarta.
Kegiatan PNI ini cepat menarik massa dan hal ini sangat mencemaskan pemerintah kolonial Belanda. Pengawasan terhadap kegiatan politik dilakukan semakin ketat bahkan dengan tindakantindakan penggeledahan dan penangkapan. Dengan berkembangnya desas desus bahwa PNI akan mengadakan pemberontakan, maka empat tokoh PNI yaitu Ir. Soekarno, R. Gatot Mangkuprojo, Markun Sumodiredjo, dan Supriadinata ditangkap dan dijatuhi hukuman oleh pengadilan Bandung.
Dalam proses peradilan itu, Ir. Soekarno dengan kepiawaiannya melakukan pembelaan yang diberi judul “Indonesia Menggugat”. Penangkapan terhadap para tokoh pemimpin PNI merupakan pukulan berat dan menggoyahkan keberlangsungan partai.
Dalam suatu kongres luar biasa yang diadakan di Jakarta pada tanggal 25 April 1931, diambil keputusan untuk membubarkan PNI. Pembubaran ini menimbulkan pro dan kontra. Mr. Sartono kemudian mendirikan Partindo. Mereka yang tidak setuju dengan pembubaran masuk dalam Pendidikan Nasional Indonesia (PNI Baru) yang didirikan oleh Drs. Mohammad Hatta dan Sutan Syahrir.
Baik Partindo maupun PNI Baru, masih memakai asas PNI yang lama yaitu self help dan nonkooperasi. Namun di antara keduanya terdapat perbedaan dalam hal strategi perjuangan. PNI Baru lebih mengutaman pendidikan politik dan sosial, sedangkan Partindo mengutamakan aksi massa sebagai senjata yang tepat untuk mencapai kemerdekaan.
c. Partai Indonesia (Partindo)
Ketika Ir. Soekarno yang menjadi tokoh dalam PNI ditangkap pada tahun 1929, maka PNI pecah menjadi dua yaitu Partindo dan PNI Baru. Partindo didirikan oleh Sartono pada tahun 1929. Sejak awal berdirinya Partindo memiliki banyak anggota dan terjun dalam aksi-aksi politik menuju Indonesia Merdeka. Dasar Partindo sama dengan PNI yaitu nasional.
Tujuannya adalah mencapai Indonesia merdeka. Asasnya pun juga sama yaitu self help dan nonkooperasi. Partindo semakin kuat setelah Ir. Soekarno bergabung ke dalamnya pada tahun 1932, setelah dibebaskan dari penjara. Namun, karena kegiatan-kegiatannya yang sangat radikal menyebabkan pemerintah melakukan pengawasan yang cukup ketat. Karena tidak bisa berkembang, maka tahun 1936 Partindo bubar.
3. Masa moderat/kooperasi (1930 - 1942)
a. Permufakatan Perhimpunan-Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia (PPPKI)
PPPKI dibentuk di Bandung pada tanggal 17 - 18 Desember 1927. Beranggotakan organisasi-organisasi seperti Partai Sarekat Islam Indonesia (PSII), Budi Utomo (BU), PNI, Pasundan, Sumatranen Bond, Kaum Betawi, dan Kaum Studi Indonesia. Tujuan dibentuknya PPPKI yaitu:
§ Menghindari segala perselisihan di antara anggota-anggotanya
§ Menyatukan organisasi, arah, serta cara beraksi dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia
§ Mengembangkan persatuan kebangsaan Indonesia.
Pembentukan organisasi PPPKI sebagai ide persatuan sejak awal mengandung benih-benih kelemahan dan keretakan. Berikut ini ada beberapa faktor yang menyebabkan keretakan tersebut.
§ Masing-masing anggota lebih mementingkan loyalitas pada masing-masing kelompoknya.
§ Kurangnya kontrol pusat terhadap aktivitas lokal.
§ Perbedaan gaya perjuangan di antara organisasi-organisasi anggota PPKI tersebut.
b. Partai Indonesia Raya (Parindra)
Perjuangan radikal yang dilakukan oleh PKI, PI, dan PNI mulai berakhir ketika pemerintah kolonial Belanda melakukan penangkapan terhadap sejumlah tokoh PNI. Di samping itu pemerintah kolonial di bawah Gubernur Jenderal de Jonge melakukan pengawasan yang ketat terhadap organisasi-organisasi yang ada pada masa itu. Melihat kondisi tersebut, para tokoh pergerakan mengubah garis perjuangannya.
Dari yang semula radikal dan nonkooperasi menjadi moderat dan kooperasi dengan menempatkan wakilnya dalam volksraad. Salah satu organisasi yang bersifat moderat adalah Partai Indonesia Raya (Parindra). Parindra didirikan di kota Solo oleh dr. Sutomo pada tanggal 26 Desember 1935. Parindra merupakan fusi dan Budi Utomo dan Persatuan Bangsa Indonesia (PBI). Tujuan Parindra adalah mencapai Indonesia Raya.
Asas politik Parindra adalah insidental, artinya tidak berpegang pada asas kooperasi maupun nonkooperasi. Sikapnya terhadap pemerintah tergantung pada situasi dan kondisi yang dihadapi, jadi luwes. Tokoh-tokoh Parindra yang terkenal dalam membela kepentingan rakyat di volksraad adalah Moh. Husni Thamrin. Parindra berjuang agar wakil-wakil volksraad semakin bertambah sehingga suara yang berhubungan dengan upaya mencapai Indonesia merdeka semakin diperhatikan oleh pemerintah Belanda.
Perjuangan Parindra dalam volksraad cukup berhasil, terbukti pemerintah Belanda mengganti istilah inlandeer menjadi Indonesier.
c. Gerakan Rakyat Indonesia (Gerindo)
Gerakan Rakyat Indonesia (Gerindo) didirikan di Jakarta pada tanggal 24 Mei 1937 oleh orang-orang bekas Partindo. Tokoh-tokohnya antara lain Sartono, Sanusi Pane, dan Moh. Yamin. Dasar dan tujuannya adalah nasional dan mencapai Indonesia Merdeka. Gerindo juga menganut asas insidental yang sama dengan Parindra. Tujuan Gerindo antara lain:
§ Mencapai Indonesia Merdeka.
§ Memperkokoh ekonomi Indonesia
§ Mengangkat kesejahteraan kaum buruh.
§ Memberi bantuan bagi kaum pengangguran.
d. Gabungan Politik Indonesia (Gapi)
Pada tanggal 15 Juli 1936, partai-partai politik dengan dipelopori oleh Sutardjo Kartohadikusumo mengajukan usul atau petisi, yaitu permohonan supaya diselenggarakan suatu musyawarah antara wakil-wakil Indonesia dan negara Belanda di mana anggotanya mempunyai hak yang sama. Tujuannya adalah untuk menyusun suatu rencana pemberian kepada Indonesia suatu pemerintah yang berdiri sendiri.
Namun usul tersebut ditolak oleh pemerintah kolonial Belanda. Adanya kekecewaan terhadap keputusan pemerintah Belanda tersebut, atas prakarsa Moh. Husni Thamrin pada tanggal 21 Mei 1939, dibentuklah Gabungan Politik Indonesia (Gapi). Berikut ini ada beberapa alasan yang mendorong terbentuknya Gapi:
§ Kegagalan petisi Sutarjo. Petisi ini berisi permohonan agar diadakan musyawarah antara wakil-wakil Indonesia dan Belanda. Tujuannya adalah agar bangsa Indonesia diberi pemerintahan yang berdiri sendiri.
§ Kepentingan internasional akibat timbulnya fasisme.
§ Sikap pemerintah yang kurang memerhatikan kepentingan bangsa Indonesia.
Tujuan Gapi adalah menuntut pemerintah Belanda agar Indonesia mempunyai parlemen sendiri, sehingga Gapi mempunyai semboyan Indonesia Berparlemen. Tuntutan Indonesia Berparlemen terus diperjuangkan dengan gigih. Akhirnya pemerintah Belanda membentuk komisi yang dikenal dengan nama Komisi Visman karena diketuai oleh Dr. F.H.Visman.
Tugas komisi ini adalah menyelidiki dan mempelajari perubahan-perubahan ketatanegaraan. Namun, setelah melakukan penelitian, Komisi Visman mengeluarkan kesimpulan yang mengecewakan bangsa Indonesia. Menurut komisi tersebut, sebagian besar rakyat Indonesia berkeinginan hidup dalam ikatan Kerajaan Belanda. Gapi menolak keputusan tersebut, sebab dianggap hanya rekayasa Belanda dan bertentangan dengan keinginan rakyat Indonesia.
e. Partindo (30 April 1931)
Asas : Selfhelp dan nasionalisme (sosio nasionalisme dan sosio demokrasi)
Tujuan : Indonesia merdeka dan sifatnya non kooperative
Ketua : Mr. Sartono
f. PNI Baru (Desember 1933) di Yogyakarta
Asas : kebangsaan dan kerakyatan dan non kooperative
Tujuan : Indonesia merdeka dengan jalan pendidikan
Ketua : Moh Hatta dan Sutan Syahrir
Ketika Soekarno dibebaskan ia berusaha menyatukan kedua partai itu namun gagal, lalu
ia masuk ke dalam Partindo.
g. PBI
Dibentuk di Surabaya oleh Dr. Sutomo. tujuannya untuk menyempurnakan derajat bangsa dan tanah air Indonesia berdasarkan kebangsaan Indonesia yang pada hakikatnya
mencapai Indonesia merdeka juga.
Kegiatannya adalah dengan mengadakan kursus-kursus untuk memajukan perekonomian rakyat sebagai usaha nyata dan praktis.
Dalam konggresnya April 1935 diputuskan bahwa PBI berfusi dengan BU membentuk
Parindra (1935).
h. Organisasi Keagamaan
Muhammadiyah adalah organisasi Islam modern yang didirikan di Yogyakarta pada tanggal 18 November 1912 oleh K.H. Ahmad Dahlan. Muhammadiyah berarti umat Muhammad atau pengikut Muhammad. Dengan nama ini memiliki harapan dapat mencontoh segala jejak perjuangan dan pengabdian Nabi Muhammad. Tujuan yang ingin dicapai adalah:
§ Memajukan pengajaran berdasarkan agama Islam.
§ Memupuk keimanan dan ketaqwaan para anggotanya.
Dalam rangka mencapai tujuan itu, Muhammadiyah melakukan beberapa upaya berikut.
§ Mendirikan sekolah-sekolah (bukan pondok pesantren) dengan pengajaran agama dan kurikulum yang modern.
§ Mendirikan rumah sakit dengan nama Pusat Kesengsaraan Umum (PKU).
§ Mendirikan rumah yatim piatu.
§ Mendirikan perkumpulan kepanduan Hisbul Wathan.
Dalam perkembangannya, Muhammadiyah menghadapi tantangan dari golongan Islam konservatif. Mereka melihat Muhammadiyah begitu terbuka terhadap kebudayaan Barat sehingga khawatir kemurnian Islam akan dirusakkan. Oleh karena itu para ulama mendirikan Nahdlatul Ulama pada tahun 1926.
Gerakan NU dipelopori oleh K.H. Hasyim Asy’ari. Gerakan Muhammadiyah banyak mendapat simpati termasuk pemerintah kolonial Belanda karena perjuangannya tidak bersifat konfrontatif (menentang). Dalam Kongres Muhammadiyah yang berlangsung dari tanggal 12 - 17 Maret 1925 di Yogyakarta, diperbincangkan masalah-masalah yang berkaitan dengan pengajaran Islam, mass media Islam, dan buku-buku tentang Islam yang berbahasa Jawa.
Di samping Muhammadiyah, gerakan keagamaan lain yang memiliki andil bagi kemajuan bangsa antara lain:
§ Jong Islamienten Bond, berdiri tanggal 1 Januari 1925 di Jakarta.
§ Nahdlatul Ulama (NU), berdiri pada tanggal 31 Januari 1926 di Surabaya, Jawa Timur.
§ Nahdlatul Wathan, berdiri tahun 1932 di Pacor, Lombok Timur.
i. Organisasi Pemuda dan Wanita Perkumpulan pemuda yang pertama berdiri adalah Tri Koro Dharmo. Organisasi ini berdiri pada tanggal 7 Maret 1915 di Jakarta atas petunjuk Budi Utomo. Diprakarsai oleh dr. Satiman Wirjosandjojo, Kadarman, dan Sunardi.
Mereka mufakat untuk mendirikan organisasi kepemudaan yang anggotanya berasal dari siswa sekolah menengah di Jawa dan Madura. Perkumpulan ini diberi nama Tri Koro Dharmo yang berarti tiga tujuan mulia (sakti, budhi, bakti).
Dalam perkembangannya, Tri Koro Dharmo membuka cabang di Surabaya. Dalam rangka mengefektifkan perjuangan, diterbitkan sebuah majalah yang juga diberi nama Tri Koro Dharmo. Berikut ini tujuan Tri Koro Dharmo secara nyata dalam anggaran dasarnya:
§ Ingin menghidupkan persatuan dan kesatuan, di antara pemuda Jawa, Sunda, Madura, Bali, dan Lombok.
§ Kerja sama dengan semua organisasi pemuda guna membentuk ke-Indonesiaan. Keanggotannya terbatas pada para pemuda Jawa, Sunda, Madura, Bali dan Lombok.
Tri Koro Dharmo memiliki asas-asas seperti berikut:
§ Menimbulkan pertalian antara murid-murid bumi putera pada sekolah dan kursus perguruan kejuruan.
§ Menambah pengetahuan umum bagi anggota-anggotanya.
§ Membangkitkan dan mempertajam bahasa dan budaya Indonesia.
Organisasi kepemudaan lainnya yang bersifat kedaerahan banyak bermunculan seperti Pasundan, Jong Sumatranen Bond, Jong Minahasa, Jong Batak, Jong Ambon, Jong Celebes, Timorees Ver Bond, PPPI (Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia), Pemuda Indonesia, Jong Islamienten Bond, kepanduan, dan sebagainya.
Di samping gerakan para pemuda, kaum wanita juga tidak mau ketinggalan. Pergerakan wanita dipelopori oleh R.A.Kartini dari Jepara dengan mendirikan Sekolah Kartini. Perkumpulan wanita yang didirikan sebelum tahun 1920 antara lain Putri Mardika yang didirikan atas bantuan Budi Utomo.
Perkumpulan ini bertujuan untuk memajukan pengajaran terhadap anak-anak perempuan dengan cara memberi penerangan dan bantuan dana, mempertinggi sikap yang merdeka, dan melenyapkan tindakan malu-malu yang melampaui batas.
Perkumpulan Kautamaan Istri didirikan pada tahun 1913 di Tasikmalaya, lalu pada tahun 1916 di Sumedang, Cianjur, dan tahun 1917 di Ciamis, menyusul di Cicurug tahun 1918. Tokoh Kautamaan Istri yang terkenal adalah Raden Dewi Sartika, seorang pengajar Kautamaan Istri di tanah Pasundan. Di Yogyakarta pada tahun 1912 didirikan perkumpulan wanita yang benafaskan Islam dengan nama Sopa Tresna, yang kemudian pada tahun 1914 menjadi bagian wanita dari Muhammadiyah dengan nama Aisyah. Di Yogyakarta selain Aisyah juga ada perkumpulan wanita yang bernama Wanito Utomo, yang mulai memasukkan perempuan ke dalam kegiatan dasar pekerjaan ke arah emansipasi.
Di samping R.A.Kartini dan Dewi Sartika, masih terdapat seorang tokoh wanita yaitu Ibu Maria Walanda Maramis dari Minahasa. Beliau mendirikan perkumpulan yang bernama Percintaan Ibu Kepada Anak Temurunnya (PIKAT) pada tahun 1917. PIKAT dalam kegiatannya mendirikan Sekolah Kepandaian Putri.
Dalam perkembangannya, perkumpulan-perkumpulan wanita itu melaksanakan kongres yang dikenal dengan ‘Kongres Perempuan Indonesia”. Lihat tabel 5.4.
j. Sumpah Pemuda
Sumpah pemuda, tidak dapat lepas dari organisasi kepemudaan yang bernama PPPI (Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia) yang didirikan pada tahun 1926. PPPI mendapat dukungan dari sejumlah organisasi kepemudaan seperti Jong Java, Jong Sumatranen Bond, Jong Ambon, Sekar Rukun, Jong Minahasa, Jong Batak, dan Jong Islamienten Bond dengan penuh keyakinan ingin mencapai tujuannya yaitu persatuan Indonesia.
Para pemuda ini menginginkan suatu upaya penyatuan peletakan dasar untuk kemerdekaan dengan menentang ketidakadilan yang dialami selama masa penjajahan. Pertemuan awal dilaksanakan tanggal 15 November 1925 dengan membentuk panitia Kongres Pemuda I, yang bertugas menyusun tujuan kongres.
Diputuskan pelaksanaan kongres I mulai tanggal 30 April sampai dengan 2 Mei 1926.
Tujuan Kongres Pemuda I adalah membentuk badan sentral, memajukan paham persatuan kebangsaan, dan mempererat hubungan di antara semua perkumpulan pemuda kebangsaan. Hal yang menjadi agenda pembicaraan adalah tentang usulan bahasa Indonesia yaitu bahasa Melayu sebagai bahasa persatuan.
Mengenai usulan fusi untuk semua perkumpulan pemuda, tidak ada keputusan. Setelah berlangsungnya kongres pertama, para pemuda semakin tergerak untuk menindaklanjuti dengan melakukan kongres berikutnya. Oleh karena itu, setelah diawali pertemuan pendahuluan terbentuklah susunan panitia seperti berikut.
Ketua : Sugondo Joyopuspito
Wakil ketua : Djoko Marsaid
Sekretaris : Mohammad Yamin
Bendahara : Amir Syarifudin
Pembantu : Djohan Tjain, Kotjo Sungkono, Senduk, J. Leimena, Rohjani.
Kongres Pemuda II berlangsung sejak tanggal 27 Oktober 1928 dan berakhir tanggal 28 Oktober 1928. Kongres Pemuda II diadakan sebanyak tiga kali rapat.
§ Rapat pertama, di gedung Katolik Jonglingen Bond di Waterloopein.
§ Rapat kedua, tanggal 28 Oktober pagi, di gedung Oost Java Bioscoop, di Koningsplein Noord.
§ Rapat ketiga, tanggal 28 Oktober malam, di gedung Indonesische Clubhuis di Jl. Kramat Raya 106 Jakarta.
Di ruang utama gedung Indonesische Clubhuis (rumah perkumpulan Indonesia), yang sejak tanggal 20 Mei 1974 ditetapkan sebagai gedung Sumpah Pemuda, Sugondo Joyopuspito membacakan hasil keputusan Kongres (Mail Report No. 1066x/28 No. J/302-Eigenhandig).
Kongres menetapkan ikrar/sumpah pemuda yang selanjutnya menjadi landasan perjuangan untuk mencapai Indonesia merdeka. Pada malam itu juga, untuk pertama kali diperdengarkan lagu Indonesia Raya oleh penggubahnya Wage Rudolf Supratman. Sebagai tindak lanjut dari Sumpah Pemuda 1928, pada tanggal 24 - 28 Desember 1928 di Yogyakarta para pemuda menyepakati pembentukan Komisi Besar Indonesia Muda (KBIM).
Tugas komisi ini adalah mempersiapkan terbentuknya satu wadah bagi semua Pemuda Indonesia. Hasil kerja komisi ini terlihat dalam kongres pemuda di Surakarta pada tanggal 31 Desember 1936 yang berhasil membentuk organisasi Indonesia Muda (IM), yang merupakan fusi (peleburan) dari berbagai organisasi pemuda di Indonesia.
Asas IM adalah kebangsaan Indonesia dan bertujuan untuk mewujudkan Indonesia Raya. Para anggota IM dilarang bekerja sama dengan pemerintah Belanda (bersifat nonkooperatif).